Jumat, 06 September 2013

Gigi Anak Masa Kini Mudah Berlubang, Kenapa Ya?

Standard
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengeluhkan kualitas kesehatan gigi anak-anak Indonesia di bawah usia 12 tahun yang terus menurun. Jika pada era 1970-1980-an per dua tahun rata-rata anak mengalami satu kasus gigi berlubang (karies), maka pada 2010-an bisa terjadi lebih dari dua kasus gigi gigi berlubang per dua tahunnya.

Walaupun kesadaran merawat gigi anak dahulu memang lebih rendah, tetapi mereka mengonsumsi camilan alami seperti singkong itu lebih baik dibandingkan anak sekarang yang terlalu banyak makan/minum bersoda dan yang mengadung zat pemanis dan asam.
Kasus di karies gigi pada anak-anak di negara berkembang seperti Indonesia, cenderung jauh lebih meningkat dari tahun ke tahun akibat perubahan pola makan, gaya hidup dan masih rendahnya kesadaran merawat gigi.

Hal ini berbeda dengan kondisi di negara-negara maju. Kendati mereka mengonsumsi makanan yang kurang sehat bagi gigi, kesadaran mereaka untuk rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi sangat tinggi.

Kondisi ini tidak jauh berbeda ketika dilaksanakan pemeriksaan kesehatan gigi anak sekolah dasar (SD) baru-baru ini oleh tim UKGS Puskesmas Medan Denai di beberapa SD di wilayah kecamatan Medan Denai. Hasilnya cukup memprihatinkan, banyak ditemukan kasus karies gigi yang tidak terawat pada sebagian besar anak-anak SD.

Salah satu penyebabnya yaitu rendahnya pengetahuan dan kesadaran orang tua untuk memeriksakan kesehatan gigi anak mereka lantaran masih menganggap remeh sakit gigi. Padahal kerusakan gigi dan mulut adalah pintu masuk bagi sejumlah penyakit, seperti kurang gizi, penyakit jantung, bahkan tetanus.

Oleh karena itu dibutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak orangtua, sekolah dan layanan kesehatan terkait, dalam hal ini UKGS Puskesmas untuk selalu mendorong kemandirian orangtua dan anak didik untuk selalu menjaga kesehatan gigi sejak dini untuk masa depan yang lebih baik. (drg. Herlina S. dan tim UKGS)



0 komentar:

Posting Komentar