Kamis, 20 Juli 2017

MENDENGKUR - NGOROK - SNOORING yang KRONIS itu BAHAYA loh.....

Standard

Mendengkur atau ngorok bisa dialami semua orang pada saat tidur dalam kondisi yang terlalu lelah, tidur  dalam fase tidur yang dalam. Suara mendengkur diakibatkan karena adanya gangguan aliran nafas akibat terhalangnya saluran udara bagian atas pada saat tidur.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa mendengkur keras dalam jangka waktu lama (kronis) bisa menimbulkan dampak serius, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) dan lainnya. Nah, bagaimana hal itu bisa terjadi? Mari kita simak ulasan berikut.
Banyak penelitian menyebutkan adanya hubungan antara mendengkur dengan risiko terjadinya Sindrom Metabolik yang berakibat terjadinya penyakit kardiovaskular, diabetes dan stroke. Hal ini bisa diakibatkan karena :
  • Suara kerasnya dengkuran ternyata bisa menimbulkan gangguan tidur yang berakibat terjadinya kelelahan pada saat bekerja. Gangguan ini menyebabkan produksi hormon stress tubuh semakin tinggi dan berakibat terjadinya perubahan respon kardiovaskular tubuh, seperti terjadinya peninggian tekanan darah, peningkatan metebolisme glukosa dan kenaikan berat badan.
  • Kerasnya getaran dengkuran ternyata bisa merusak lapisan dalam pembuluh darah tubuh (tunika intima) yang sebelumnya telah mengalami peradangan (inflamasi). Kerusakan ini menimbulkan luka lokal dan pada proses selanjutnya berisiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah (trombositosis).
  • Terjadinya gangguan oksigenasi ke otak dan organ-organ tubuh lainnya akibat adanya halangan sirkulasi udara pada saluran nafas bagian atas.

Jadi,,, mendengkur itu bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan dan harus menjadi perhatian kita bersama. (54BI21)

Minggu, 16 Juli 2017

Pencanangan Deteksi Dini IVA Puskesmas se-Kota Medan dalam Rangka HUT Kota Medan dan HUT BPJS Kesehatan

Standard

Pencanangan Deteksi Dini IVA Puskesmas se-Kota Medan dalam Rangka HUT Kota Medan dan HUT BPJS Kesehatan di Puskesmas Bromo


Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang  disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap's Smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih.

Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini sering tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Karena itu, pemeriksaan penapisan secara dini sangat dianjurkan untuk dilakukan terutama IVA yang sangat mudah untuk dilakukan.

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara lain: perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopouse) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).

Menyambut HUT Kota Medan dan HUT BPJS Kesehatan, Puskesmas se-Kota Medan melakukan penapisan dini kanker serviks dengan teknik IVA sekaligus pengenalan alat Cryo-surgery yang dipusatkan di Puskesmas Bromo, Jl. Rotary, Kelurahan Tegal Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai dengan sasaran masyarakat wilayah kerja sekitarnya. Dalam kegiatan dilakukan pemeriksaan sebanyak 37 peserta dengan hasil pemeriksaan negatif semua.

Acara ini dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kota Medan yang diwakilkan oleh Kabid P2P, Masrita Lumbantobing, SKM, M.Kes, BPJS Kesehatan KCU Medan, dr. Asnila Dewi Harahap, Kepala Puskesmas se-Kecamatan Medan Denai, Camat Kecamatan Medan Denai, Hendra Asmilan, SSTP, M.AP sekaligus membuka acara kegiatan.

Kegiatan dimulai dengan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang Penyakit Kanker Serviks dan Pencegahannya oleh narasumber dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG disertai dengan tanya jawab interaktif oleh masyarakat. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA oleh tenaga medis dan paramedis Puskesmas se-Kecamatan Medan Denai. (54BI21)


Selasa, 11 Juli 2017

Aplikasi Cek Dokter

Standard
Maraknya pengobatan alternatif dgn janji2 hasil terapi yg sangat "memuaskan" agar disikapi dgn hati2. Mohon cek recheck dokter yg bertugas itu beneran atau jadi-jadian..... sebelum semuanya jadi terlambat sudah  :)
Cara checknya?
Cari di www.kki.go.id/cekdokter/form
- isi nama dokternya,
- tulis kode verifikasinya...
- CARI... (54BI21)

Jumat, 06 September 2013

Gigi Anak Masa Kini Mudah Berlubang, Kenapa Ya?

Standard
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengeluhkan kualitas kesehatan gigi anak-anak Indonesia di bawah usia 12 tahun yang terus menurun. Jika pada era 1970-1980-an per dua tahun rata-rata anak mengalami satu kasus gigi berlubang (karies), maka pada 2010-an bisa terjadi lebih dari dua kasus gigi gigi berlubang per dua tahunnya.

Walaupun kesadaran merawat gigi anak dahulu memang lebih rendah, tetapi mereka mengonsumsi camilan alami seperti singkong itu lebih baik dibandingkan anak sekarang yang terlalu banyak makan/minum bersoda dan yang mengadung zat pemanis dan asam.